Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] - Hallo sahabat Budidaya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Babi, Artikel Usaha Peternakan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]
link : Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Baca juga


Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Babi termasuk dalam phylum Chordata, kelas Mammalia, ordo Artiodactyl, famili Suidae, genus Sus. Babi yang dikembangbiakkan berasal dari babi Eropa yang liar dari spesies Sus scrofa dan berasal dari babi India Timur yang liar, yaitu Sus vittatus (Blakely dan Bade, 1994). Pada tahun 1980-an dan tahun 1990-an, perhatian lebih kepada produksi daging babi agar menjadi daging yang lebih efisien, yaitu rendah lemak dan lebih benar-benar sehat untuk dikonsumsi.

Seleksi genetik untuk pertumbuhan yang cepat dengan kadar lemak rendah, cukup besar dipengaruhi oleh angka pertumbuhan dan efisiensi pakan. Menurut Sihombing (2006), keuntungan usaha ternak babi sebagai penghasil protein diantara ternak-tarnak lainnya adalah: 1) sebagai pengubah bahan makanan menjadi bahan makanan dalam upacara adat yang bernilai tinggi, 2) profilik (subur) dan cepat mengembalikan modal, 3) memungkinkan penjualan dengan tingkat sebaran badan yang luas dan 4) sebagai pemanfaat berbagai sisa bahan makanan. Tujuan utama produsen ternak babi adalah mengusahakan agar diperoleh keuntungan yang memuaskan dari penjualan stok bibit, babi sapihan, babi potong atau hasil ternak babi. Keuntungan adalah tujuan utama, dari sebab itu tujuan produksi harus ditentukan agar tercapai keuntungan maksimum.

Terdapat beberapa bangsa babi yang dikembangkan secara komersial saat ini, antara lain Landrace, Yorkshire, Hampshire dan Duroc dengan ciri-ciri khas menurut bangsanya. American Landrace berwarna putih, panjang tubuh baik dengan 16 sampai 17 pasang rusuk, dan profilik. Babi jantan dewasa berbobot sekitar 320-410 kilogram, dan induk berbobot sekitar 250-340 kilogram (Sihombing, 2006). Babi jenis ini menonjol karena konversi ransumnya yang baik dan sangat besar. American Landrace lebih panjang dibandingkan bangsa babi lainnya, karena tulang punggungnya yang lebih panjang (Blakely dan Bade, 1994).

Ada dua tipe yang berbeda dari bangsa babi Yorkshire yakni Large Yorkshire dan Middle Yorkshire. Warna babi ini putih, tetapi ada kalanya terdapat totol pigmen hitam di kulit babi Yorkshire. Babi jantan dewasa berbobot 320-455 kg dan induk berbobot sekitar 225-365 kg (Sihombing, 2006). Selanjutnya dinyatakan Sihombing (2006), babi jenis Hampshire memiliki telinga tegak dengan salah satu ciri khas selempang atau lilit putih melingkari tubuhnya yang berwarna hitam. Warna putih juga terdapat pada kedua ujung kaki depan. Babi jantan dewasa berbobot 275-385 kg dan induk berbobot sekitar 225-320 kg. Babi Hampshire termasuk yang gesit dan waspada.

Duroc warnanya merah mulus tanpa ada campuran lain. Namun beberapa diantaranya merah gelap dan beberapa ada juga merah muda. Bangsa babi ini terkenal karena tubuh yang padat dan profilik (Sihombing, 2006). Babi Duroc menonjol karena pertambahan berat badan dan efisiensi ransumnya yang baik sekali. Dewasa kelaminnya cepat dan mempunyai litter size yang tinggi dan merupakan induk yang baik dengan tipe karkas yang baik. Babi Yorkshire sering disebut �bangsa ibu� karena babi Yorkshire betina terkenal litter sizenya banyak dan kemampuan keindukannya bagus, juga merupakan pengubah makanan yang baik dan menghasilkan karkas dengan persentase yang tinggi (Blakely dan Bade, 1994). Litter size pada saat lahir adalah jumlah anaka yang dilahirkan dari seekor induk per kelahiran. Jumlah anak babi seperindukan dipengaruhi oleh pejantan dan induknya, bangsa, umur induk, periode beranak (parity), fertilitas, kematian selama kebuntingan dan lama kebuntingan (Kingston, 1983).

Sumber :
Blakely, J. dan D. H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kingston, N. G. 1983. The problem of low litter size. Anim. Breed. Abstr. 51 (12): 912
Sihombing, D. T. H. 2006. Ilmu Ternak Babi. Cetakan kedua. Gadjah Mada University Press, yogyakarta




Demikianlah Artikel Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Sekianlah artikel Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] dengan alamat link https://kebunbudidaya.blogspot.com/2016/03/aspek-produksi-usaha-peternakan-babi.html

0 Response to "Aspek Produksi Usaha Peternakan Babi , [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] "

Posting Komentar