Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] - Hallo sahabat Budidaya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Sosial Ekonomi Peternakan, Artikel Usaha Peternakan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]
link : Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Baca juga


Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Analisis pendapatan memerlukan data penerimaan (revenue) dan pengeluaran (expenses) baik yang menyangkut tetap (fixed) maupun biaya operasi (operating expenses). Semuanya dalam perhitungan tunai (cash). Jumlah yang dijual (termasuk yang digunakan sendiri) dikalikan dengan harga merupakan jumlah yang diterima, itulah yang disebut penerimaan. Bila penerimaan dikurangi dengan biaya produksi hasilnya dinamakan pendapatan. Analisis pendapatan berguna untuk mengetahui dan mengukur apakah kegiatan yang dilakukan berhasil atau tidak. Terdapat dua tujuan utama dari analisa pendapatan, yaitu menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Tingkat pendapatan selain dipengaruhi oleh keadaan harga faktor produksi dan harga hasil produksi, juga dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak. Analisis usahatani meliputi perhitungan penerimaan dan pendapatan usahatani (Soekartawi, 2002).

Penerimaan
Menurut Key et al. (2004), penerimaan dalam usahatani meliputi seluruh penerimaan yang dihasilkan selama periode pembukuan yang sama. Boediono (2002), menyatakan bahwa penerimaan adalah hasil penjualan output yang diterima produsen dan jumlah penerimaan dari suatu proses produksi dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produk tersebut. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 2002).


Penerimaan-penerimaan usahatani mencakup banyak hal, yaitu tidak saja penerimaan yang diperoleh langsung dari penjualan produksi, tetapi juga termasuk penerimaan-penerimaan yang berasal dari hasil menyewakan dan atau penjualan benda-benda modal yang kelebihan atau tidak terpakai lagi, menyewakan tenaga ternak, dan penambahan nilai inventori. Penerimaan yang seringkali tidak diperhitungkan adalah penerimaan dalam bentuk fasilitas yang diterima petani dan keluarganya dari usahataninya sendiri (fasilitas menempati tempat tinggal, fasilitas menggunakan kendaraan, dan fasilitas menggunakan produksi usahatani untuk konsumsi) dan penerimaan dalam bentuk hadiah dan subsidi dari pemerintah (Soekartawi, 2002).

Menurut Kadarsan (1995), penerimaan perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha dan barang olahannya. Semua hasil agribisnis yang dipakai untuk konsumsi keluargapun harus dihitung dan dimasukkan sebagai penerimaan perusahaan, walaupun akhirnya dipakai pemilik perusahaan secara pribadi.

Pendapatan
Indikator keberhasilan dari usahatani atau usahaternak dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang diperoleh petani atau peternak dalam mengelola suatu usahatani atau usahaternak. Semakin besar pendapatan yang diterima petani atau peternak semakin besar pula tingkat keberhasilan usahatani maupun usahaternaknya. Pendapatan adalah ukuran perbedaan antara penerimaan dan pengeluaran pada periode tertentu, apabila perbedaan yang diperoleh adalah positif mengindikasikan keuntungan bersih yang diperoleh, dan apabila negatif mengindikasikan kerugian (Kay et al., 2004).

Saputra (2000) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah lulusan usahaternak, tingkat produksi dan tingkat koefisien penggunaan faktor produksi. Pendapatan yang diperoleh petani dapat berasal dari usahatani maupun dari luar usahatani (Soekartawi, 2002). Menuru Kadarsan (1995), penerimaan khususnya bagi peternak berasal dari panen hasil peternakan atau hasil olahannya. Setelah ada hasil dari usahaternak, kemudian hasil dijual. Jumlah yang dijual (termasuk yang digunakan untuk keperluan sendiri)

dikalikan harga merupakan jumlah yang diterima, itulah yang disebut penerimaan. Apabila penerimaan dikurangi dengan biaya produksi hasilnya dinamakan pendapatan. Menurut Agus et al., (2006) keuntungan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan biaya menghasilkan yang merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi termasuk biaya tetap dan tidak tetap.


Daftar Pustaka

Boediono. 2002. Ekonomi Mikro seri Sinopsis Pengantar ilmu Ekonomi No. 1 Edisi Kedua Cetakan ke-23. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Gadjahmada, Yogyakarta.
Kadarsan, W. H. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kay, R.D., W.M. Edward & P.A. Duffy. 2004. Farm Management. MacGraaw-Hill Inc., New York.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas indinesia Press, Jakarta.




Demikianlah Artikel Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Sekianlah artikel Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] dengan alamat link https://kebunbudidaya.blogspot.com/2016/01/analisis-pendapatan-usaha-ternak.html

0 Response to "Analisis Pendapatan Usaha Ternak, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] "

Posting Komentar