Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] - Hallo sahabat Budidaya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kualitas Air, Artikel Seri Budidaya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]
link : Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Baca juga


Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Ikan hidup pada suatu lingkungan yang selalu berubah baik harian, musiman, bahkan tahunan. Ikan bersifat poikilothermal yang berarti suhu tubuhnya harus sesuai dengan kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut. Perubahan kondisi lingkungan ini tentunya akan mempengaruhi kehidupan organisme. Perubahan lingkungan terutama terjadi pada kualitas air. Kualitas air yang kurang baik mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Pada umumnya, Tilapia tidak tumbuh dengan baik pada suhu di bawah 16�C dan tidak dapat bertahan hidup setelah beberapa hari di bawah suhu 10�C (Chervinski 1982 dalam Stickney 1993).

Pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi suhu lingkungan perairan. Metabolisme pada tubuh ikan akan semakin meningkat dengan meningkatnya suhu lingkungan. Sebagian besar spesies ikan yang hidup di perairan hangat (warmwater), pertumbuhan ikan berkisar pada suhu 17-18�C dan optimal pada suhu 28-30�C (Kinne 1960 dalam Hepher 1990). Beberapa spesies Tilapia telah banyak diakui dapat bertahan hidup dalam kondisi oksigen terlarut yang rendah. Tingkat oksigen terlarut yang paling rendah untuk dapat bertahan hidup adalah 0,1 mg/l pada Tilapia mossambica dan Tilapia nilotica (Maruyama 1958; Magid dan Babiker 1975 dalam Stickney 1993).


Wardoyo (1991) menyatakan bahwa kandungan oksigen terlarut yang baik bagi pertumbuhan ikan umumnya lebih dari 5 mg/l. Selain suhu dan kandungan oksigen terlarut, pH atau derajat keasaman perairan juga mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Bagi sebagian besar spesies ikan, pH yang rendah atau tinggi di luar kisaran 6,5- 9,0 dapat menurunkan pertumbuhan rata-rata dan pada kondisi ekstrim dapat mengganggu kesehatan ikan (Swingle 1961; Alabaster dan Llyod 1980 dalam Hepher 1990). Ammonia yang tidak terionisasi (NH3) memiliki pengaruh meracuni bagi ikan (Hepher 1990). Meade dalam Boyd (1990) menyimpulkan bahwa konsentrasi maksimum ammonia yang aman untuk ikan belum diketahui, tetapi kadar ammonia di atas 0,012 mg/l masih diperbolehkan dan pada umumnya dapat diterima oleh organisme budidaya.


Demikianlah Artikel Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Sekianlah artikel Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] dengan alamat link https://kebunbudidaya.blogspot.com/2016/03/kualitas-air-budidaya-kebunbudidaya.html

0 Response to "Kualitas Air Budidaya, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] "

Posting Komentar