VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] - Hallo sahabat Budidaya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Skripsi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]
link : VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Baca juga


VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE
ABSTRACT

One of the problems being faced by Indonesian society is inadequacy of meat supply for consumption per capita. One of the most popular and affordable meat in Indonesia, at large, is chicken meat. However, the chicken meat production and supply up to now is still inadequate to meet the meat requirements of Indonesian people. The main factor that causes inadequate of chicken meat production is on-farm managerial factor. This research aims to study the behavioral characteristics of broiler in the broiler house based on visual orservation. The result of this research is expected to be able to increase the quality of broiler production management. The observations were concentrated on the behavior of broilers due to three parameters: temperature, lighting, and noise. The observed behavior include the behavior of locomotion and rest, grouping, shelter seeking, eat and drink, and panting. Temperature is the most significant parameters affecting the behavior of locomotion and rest, grouping, shelter seeking, eat and drink, and panting in broilers in this research. Based on this research, 60% of broilers are affected by high temperature exposure. Panting was the most observable behavior in high temperature exposure. The next observable behavior was shelter seeking due to high temperature exposure. Light intensity directly affects the behavior of locomotion and rest, and the behavior of eat and drink. The most observable behavior affected by increasing of light intensity was locomotion. The higher the light intensity the higher the quantity of locomotion of broilers. This implies that broilers become more active and has less of rest. Noise lower than 80 dB did not affect significantly the behavior of broilers.

Keywords : broilers, broiler house, broiler�s behavior, image processing, monitoring and management of broiler house.



Studi Perilaku Ayam Broiler Berbasis Liputan Visual dalam Kandang Tertutup


Tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia masih digolongkan rendah. Hal itu dikarenakan pasokan daging ayam broiler tidak mampu menyamai tingkat pertumbuhan populasi penduduk Indonesia. Penyebab utama kurangnya pasokan ayam broiler tersebut adalah karena manajemen pemeliharaan dan penerapan teknologi yang kurang baik. Keberhasilan budidaya dipengaruhi oleh manajemen di antaranya aspek suhu dan pencahayaan di dalam kandang. Suhu berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku ayam broiler. Ayam juga termasuk ternak yang peka terhadap pencahayaan. Dalam manajemen budidaya, ayam broiler memerlukan pencahayaan kandang yang memadai sesuai umur untuk pertumbuhan yang optimal. Kebisingan juga merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh dalam peternakan ayam broiler. Pengaruh kebisingan terjadi sejak pemeliharaan hingga transportasi pengiriman. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik perilaku ayam di dalam closed house berbasis liputan visual. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan memberikan perlakuan suhu, pencahayaan, dan kebisingan. Penelitian dilakukan di Laboratorium lapangan unit Unggas, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012. Penelitian ini menggunakan kombinasi tiga parameter perlakuan yaitu suhu, intensitas cahaya, dan kebisingan. Parameter suhu terdiri atas suhu nyaman (20oC-25oC), dan suhu tinggi (26oC-40oC). Parameter intensitas cahaya terdiri atas kurang (<5 berlebih="" dan="" lux="" normal="">5 lux). Parameter kebisingan terdiri atas normal (30-60 dB) dan bising (61-90 dB). Perilaku yang diamati adalah perilaku lokomosi dan istirahat, berkumpul, menghindari bahaya, makan dan minum, serta perilaku panting. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan analisis gambar dan video. Aktivitas lokomosi tertinggi adalah pada kombinasi perlakuan S1C3K2 dengan presentase rata- Aktivitas lokomosi tertinggi adalah pada kombinasi perlakuan S1C3K2 dengan presentase rata-rata 54.6%. Pada kombinasi ini, diberikan perlakuan suhu normal (20-25oC), cahaya > 5 lux, dan taraf kebisingan tinggi (61-90 dB). Presentase lokomosi terendah adalah pada kombinasi perlakuan S2C2K2. Pada kombinasi ini, diberikan suhu tinggi (26-40oC), intensitas cahaya nyaman (5 lux), dan taraf kebisingan tinggi. Arah persebaran ayam broiler sebagai hasil dari aktivitas lokomosi pada kandang bersuhu tinggi cenderung seragam. Penyebab utama seragamnya pola pergerakan ayam broiler pada kandang dengan perlakuan suhu tinggi adalah karena perilaku ayam untuk menjauhi sumber panas (heater). Jumlah ayam yang beristirahat menurun seiring dengan meningkatnya intensitas cahaya yang diberikan. Suhu merupakan faktor utama yang mempengaruhi aktivitas berkumpul ayam broiler. Ayam broiler akan cenderung berkumpul pada kondisi suhu lingkungan yang rendah (cekaman dingin), dan sebaliknya akan cenderung berpencar pada kondisi suhu lingkungan yang tinggi (cekaman panas). Perilaku ayam yang berkumpul pada kondisi suhu lingkungan rendah bertujuan menjaga suhu tubuhnya agar tetap pada kondisi optimal. Intensitas cahaya juga merupakan faktor yang mempengaruhi ayam broiler untuk melakukan aktivitas sosial dengan berkumpul. Peningkatan intensitas cahaya yang diberikan, akan mengurangi tingkat kerapatan ayam broiler. Pengamatan ini menunjukkan bahwa pengaruh kebisingan pada aktivitas berkumpul tidak berpengaruh nyata. Jumlah ayam yang mengkonsumsi pakan akan menurun pada kondisi suhu lingkungan tinggi (cekaman panas). Kombinasi perlakuan dengan jumlah yang melakukan aktivitas makan tertinggi pada kombinasi suhu rendah, intensitas cahaya normal, dan kebisingan tinggi. Konsumsi air minum akan meningkat pada kondisi suhu lingkungan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa aktivitas minum tertinggi adalah pada ayam broiler yang diberi perlakuan cekaman panas dengan kombinasi suhu tinggi, intensitas cahaya 5 lux, dan kebisingan tinggi. Perilaku panting terjadi pada hampir seluruh ayam broiler yang diberi perlakuan suhu tinggi pada setiap kombinasi perlakuan intensitas cahaya dan kebisingan. Perilaku panting sudah terlihat sejak awal pengamatan pada saat ayam broiler berumur tiga minggu.


Demikianlah Artikel VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]

Sekianlah artikel VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] dengan alamat link https://kebunbudidaya.blogspot.com/2016/01/visual-based-study-of-broiler-behavior.html

0 Response to "VISUAL-BASED STUDY OF BROILER BEHAVIOR IN CLOSED HOUSE, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] "

Posting Komentar