Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ]

Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ] - Hallo sahabat Budidaya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ] , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel definisi tani maju, Artikel penyuluhan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ]
link : Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ]

Baca juga


Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ]

Banyak pelajaran dari konsep penyuluhan pertanian di masa lalu yang sangat baik dan masih relevan untuk diterapkan pada masa sekarang. Namun sayangnya beberapa konsep tersebut dilupakan dan tidak dilaksanakan lagi karena munculnya kebijakan-kebijakan baru yang tidak diiringi penekanan pada konsep yang masih relevan dan baik. Salah satunya adalah konsep pengelolaan Wilayah Kelompok yang saat ini direpresentasikan oleh Kelompok Tani.  Menurut Kartasaputra (1994), Wilayah Kelompok ini merupakan kawasan penyuluhan terkecil yang terdiri dari areal tanah pertanian produktif, baik persawahan, daratan, maupun pekarangan, yang dapat diintensifkan. Wilayah ini merupakan wilayah yang dikelola oleh Kelompok Tani, meskipun pada saat ini basis pengelolaan Kelompok Tani bisa berupa basis hamparan maupun domisili.

Masih menurut Kartasaputra (1994) di setiap Wilayah Kelompok (WILKEL) dikembangkan adanya Sapta Sarana Wilayah Kelompok, yaitu:
  1. Saung Pertemuan;
  2. Kebun benih, yang diusahakan dalam Wilkel;
  3. Regu pemberantas hama/penyakit tanaman;
  4. Regu yang mengawasi/mengendalikan pengairan;
  5. Sub Kios Saprotan;
  6. Alat-alat mekanisasi pertanian;
  7. Lumbung sejahtera;

Ini artinya, setiap penyuluh pertanian seharusnya menjadikan Sapta Sarana ini sebagai standar minimal sarana kelompok tani. Standar yang perlu diusahakan oleh seluruh anggota kelompok tani melalui kesepakatan bersama. Oleh karena itu setiap Kelompok Tani perlu didorong agar memiliki ke tujuh sarana tersebut secara swadaya. Apabila bisa difasilitasi oleh pemerintah tentu lebih baik namun fasilitasi ini sebaiknya menjadi alternatif terakhir, karena anggaran pemerintah sangat terbatas. 

Selain kedua regu yang perlu dibentuk dalam sapta sarana, bisa pula dibentuk Regu Tanam. Regu ini adalah regu yang dilatih untuk bisa melakukan tanam dengan pola yang dianjurkan oleh pemerintah seperti pola Jajar Legowo, SRI, atau pola lainnya. Keberadaan regu ini bisa mengatasi permasalahan lambatnya penerimaan teknologi ini di tingkat petani.

Sapta Sarana ini telah merepresentasikan ke tiga fungsi kelompok tani: 1) Kelas Belajar, 2)Wahana Kerjasama, 3) Unit Produksi. Meskipun pada masa sekarang perlu dikembangkan lebih lanjut. Tetapi standar minimal ini sudah cukup baik apabila terus dilaksanakan hingga sekarang.

Setiap Wilayah Kelompok yang saat ini direpresentasikan oleh Kelompok Tani, diketuai oleh seorang Kontak Tani. Pengertian Kontak Tani adalah seorang petani yang memiliki ciri-ciri:
  1. Menggarap sendiri Usaha Tani nya dan berhasil;
  2. Dinamis dan responsif terhadap penbaharuan;
  3. Disegani dan mempunyai pengaruh baik terhadap lingkungan;
  4. Mampu memimpin dan membina kelompok tani.

Dengan memiliki ciri-ciri seperti itu, diharapkan seorang Kontak Tani dapat membawa kelompoknya menjadi lebih maju.  Kontak Tani memimpin  � 20 petani maju (Tani Maju). Pengertian Petani Maju adalah petani yang memiliki sifat pembaharuan dan memiliki nilai-nilai positif untuk maju dan selalu berusaha untuk menerapkan teknologi yang baru. 

Kontak Tani maupun Tani Maju diharapkan dapat mempengaruhi sekitar 5 orang petani pengikut. Sehingga minimal dalam satu Kelompok Tani atau Wilkel sudah ada 100 orang petani yang dapat dipengaruhi dalam penerapan teknologi pertanian maupun usaha tani yang baik.

Apabila dalam satu desa ada 16 desa, maka setidaknya seorang Penyuluh Pertanian dapat mempengaruhi: 16 x 20 x 5 x KK = 1600 KK. Jumlah yang cukup besar.

Karena peran besar yang harus dijalankan oleh Tani Maju, maka mereka semestinya mendapatkan perhatian dan pembinaan yang lebih. Tani Maju harus mendapatkan pembinaan yang lebih intensif tentang teknologi usaha tani sehingga dapat menerapkan teknologi tersebut di wilayahnya.

Selain pembinaan reguler, pembinaan dapat dilakukan melalui beberapa metodologi penyuluhan yang lebih spesifik, semisal:
  1. Kursus Tani;
  2. Demplot;
  3. Farmer Field Day;
  4. Studi Banding.

Ke empat kegiatan ini perlu dilakukan setiap tahun oleh Penyuluh Pertanian bekerjasama dengan Posluhdes. Dengan ke empat kegiatan minimal tersebut, diharapkan Tani Maju memiliki keahlian yang lebih dibandingkan petani pengikut, sehingga dapat mempengaruhi petani disekitarnya untuk menerapkan anjuran usaha tani.

Dengan sistem dan struktur pengelolaan Kelompok Tani yang kokoh dan tersetruktur semacam itu, maka penyuluhan akan lebih berkembang secara luas dan teratur. Teknologi pertanian pun akan lebih mudah diterima oleh masyarakat dan menyebar luas.


Sumber gambar: Kompas
Bahan Bacaan:
Ir.A.G Kartasapoetra.1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara


Oleh: Bot Pranadi


Demikianlah Artikel Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ]

Sekianlah artikel Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ] dengan alamat link http://kebunbudidaya.blogspot.com/2016/07/konsep-pengelolaan-kelompok-tani-yang.html

0 Response to "Konsep Pengelolaan Kelompok Tani yang Efektif namun Mulai di Lupakan , [ KebunBudidaya ] "

Posting Komentar