Judul : Jenis dan Kelas Kuda, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]
link : Jenis dan Kelas Kuda, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]
Jenis dan Kelas Kuda, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]
Kuda digolongkan menjadi kuda tunggang karena ukuran badannya, penggolongan kuda menurut Blakely dan Bade (1994), dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penggolongan Kuda Menurut Bobot dan Tinggi Pundak
Penggolongan Kuda | Bobot Kuda (kg) | Tinggi Pundak (cm) |
Kuda Ringan | 400-600 | 145-170 |
Kuda Tarik | > 600 | 145-175 |
Kuda Poni | 200-400 | 145 |
Kuda ringan dapat digolongkan menjadi tujuh kategori. Kategori yang paling banyak dari kuda ringan adalah yang disebut three gaited horse.
Kuda Argentina
Criollo
Kuda ini berasal dari Argentina yang dianggap memiliki hubungan dengan Barb, Andalusia dan Arab. Nenek moyang Criollo dibawa ke Amerika Selatan oleh tentara Spanyol pada abad ke-16. Sekarang ini, peternakan kuda Criollo menjadi populer. Kuda ini kebanyakan dikawinsilang dengan Thoroughbreds, kombinasi yang kuat, bakat atletik dengan Thoroughbreds yang cepat untuk menghasilkan kuda polo terbaik di dunia. Kuda ini memiliki kisaran tinggi 135-153 cm. Criollo merupakan kuda yang tangguh dan cerdas. Daya tahan, kecepatan dan gerakan gesitnya membuat Criollo populer dan banyak dimanfaatkan peternak di Amerika Selatan untuk menggembalakan ternak. Criollo juga digunakan untuk transportasi dekat atau jauh dan juga membawa beban (Kidd, 1995).
Appaloosa
Menurut Kidd (1995), ciri khas kuda ini yaitu kulitnya yang spotted. Appaloosa pertama kali dipelihara oleh suku Nez Perce dari Washington. Appaloosa sekarang ditemukan di seluruh dunia, namun paling umum di Amerika. Kuda ini memiliki kisaran tinggi 144-154 cm. Kepribadian kuda ini sangat mudah mengerti, sangat mudah untuk ditangani, tangkas, atletik dan serbaguna. Kuda ini pandai melompat, memiliki daya tahan yang cukup dan cepat dalam jarak jauh.
Thoroughbred
Kuda Thoroughbred dikembangkan oleh keluarga raja Inggris sebelum diimpor ke Amerika, seiring dengan dibangunnya pemukiman pertama orang-orang Amerika. Penggunaannya di Inggris menyebabkan muncul istilah �olahraga raja� karena bangsawan Inggris baik laki-laki maupun wanitanya mengembangbiakan dan melombakan Thoroughbred yang penampilannya bagus sekali. Selain kecerdasannya, karakteristik yang menonjol adalah kecepatan lari dan daya tahannya seperti telah dibuktikan selama ratusan tahun dalam arena perlombaan flat dan jumping seperti Kentucky Derby dan English Grand National Steeplechase (Blakely dan Bade, 1994).
Kuda Sandel
Sandelwood merupakan keturunan Indonesia yang berkualitas dan memiliki persentase darah Arab yang cukup tinggi yang terkandung dalam tubuhnya. Kuda Sandel adalah kuda yang sangat serbaguna dan dapat digunakan untuk kuda tunggang, pembawa barang, pertanian, dan pekerja, serta flat racing yang dulu pernah populer dan harness racing. Kuda ini sangat cepat dan gesit, dan sering digunakan untuk balapan lokal tanpa pelana lebih dari tiga kilometer di pulau-pulau. Sandelwood menghasilkan anak kuda poni yang sangat baik, dan banyak telah diekspor ke Australia untuk alasan kebutuhan.
Kuda ini juga diekspor ke negara-negara Asia Tenggara untuk balap kuda poni. Sandelwood memiliki stamina dan daya tahan yang besar, tenang, dan sangat mudah untuk dikendalikan.
Kuda ini memiliki proporsi tubuh yang bagus dengan kepala kecil, telinga tegak, dan mata yang terlihat cerdas. Kuda Sandel umumnya memiliki leher yang pendek berotot, dada yang dalam dan panjang, punggung lurus, dan croup yang menonjol. Tinggi kuda berkisar antara 122-132 cm (Equinekingdom, 2007). Kuda Sandel berpotongan tubuh serasi, tidak terlalu binal, dan memiliki daya tahan yang kuat. Sifat-sifat lain ialah agak gelisah tetapi mudah dilatih. Ukuran tinggi rata-rata kuda jantan 1,26-1,33 m dan betina 1,24-1,26 m. Umumnya kuda Sandel berwarna coklat, warna coklat tua kemerah-merahan dengan rambut ekor dan kaki bagian bawah berwarna hitam, atau warna bopong (punggung sampai ekor bergaris hitam). Bentuk kepala agak besar dengan leher lebar dan pendek, sedang rambut kepala kasar dan berdiri. Disamping itu juga berkaki langsing dan berbulu di bagian persendian. Menurut para ahli, jenis kuda seperti ini berdaya tahan kuat dan mampu mengangkut dua atau lebih penunggang (Suharjono, 1990).
Kuda Sumba dan Sumbawa (Poni Lokal)
Kuda Sumba dan Sumbawa sama dalam segala hal, tetapi berasal dari pulau yang berbeda sesuai dengan namanya. Kuda ini dapat ditemukan di seluruh Indonesia, khususnya di Sumatera. Kuda berukuran kecil, sekitar 1,27 m, dan sangat primitif dalam penampilan. Kepala yang besar bila dibandingkan dengan tubuh, bentuk tubuh yang lurus atau menggembung, dan ada kemiripan dekat dengan kuda Mongolia dan nenek moyangnya, kuda liar Asia dan Tarpan. Kemiripan ini diperkuat oleh rambut yang didominasi warna dun (coklat keabu-abuan). Kuda sangat kuat karena harus bertahan di wilayah yang pasturanya buruk dan juga dengan pakan yang terbatas. Kuda Sumba dan Sumbawa digunakan sebagai pembawa beban, dan dapat membawa beban diluar proporsi ukuran mereka (Edwards, 1994).
Kuda Poni Polo
Kuda poni polo bukan suatu bangsa (atau bukan lagi kuda poni), melainkan adalah tipe khusus yang dikembangkan dan dikenali berdasarkan garis besar dan penampilan umumnya. Awalnya, dibuat batas ketinggian yang ditetapkan berdasarkan aturan main polo, namun ditiadakan setelah Perang Dunia I dan sekarang ketinggian kuda poni polo rata-rata adalah sekitar 152 cm. Bangsa Argentina mendominasi permainan dan memiliki fasilitas untuk menghasilkan sejumlah kuda berkualitas. Bangsa Argentina mengimpor Thoroughbred kemudian menyilangkannya dengan kuda peranakan Criollo, untuk mendapatkan kuda yang tangguh dan memiliki kecepatan yang baik. Dalam beberapa tahun terakhir, American Quarter Horse juga menjadi bagian dalam pembiakan poni polo (Edwards, 2002). Karakteristik kuda poni polo ini tampilannya seperti Thoroughbred. Kuda harus cepat, berani, memiliki keseimbangan, dan sangat lincah. Langkah kaki rendah tidak dipermasalahkan, karena lebih mudah untuk memukul bola dari sebuah kuda poni yang lebih pendek langkahnya (Edwards, 2002). Pemilihan tipe dan konformasi dasar kuda poni polo berdasarkan ketahanan dan kecepatannya saat sedang membawa penunggang. Kuda juga harus memiliki kemampuan yang baik untuk berhenti tiba-tiba, berputar, kemudian kembali berlari kearah yang berlawanan. Temperamen kuda harus berani serta cerdas untuk mendeteksi penempatan bola polo (Kacker dan Panwar, 1996).
Sumber :
Blakely, J. & D. H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Edwards, E. H. 1994. The Encyclopedia of the Horse. Dorling Kindersley, London.
Edwards, E. H. 2002. Smithsonian Handbooks. Horses. Dorling Kindersley Limited, London.
Equinekingdom. 2007. Sandalwood. http://www.equinekingdom.com/breeds/ponies/ sandalwood.htm. [3 November 2010].
Kacker, R. N. & B. S. Panwar. 1996. Textbook of Equine Husbandry. Vikas Publishing House Pvt Ltd, New Delhi.
Kidd, J. 1995. Horses and Ponies of The World. Ward Lock, London.
Suharjono, U. 1990. Kuda. Yayasan Pamulang Equestrian Centre, Jakarta.
Demikianlah Artikel Jenis dan Kelas Kuda, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ]
Sekianlah artikel Jenis dan Kelas Kuda, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Jenis dan Kelas Kuda, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] dengan alamat link https://kebunbudidaya.blogspot.com/2016/02/jenis-dan-kelas-kuda-kebunbudidaya.html
0 Response to "Jenis dan Kelas Kuda, [ KebunBudidaya ] , [ KebunBudidaya ] "
Posting Komentar