Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ]

Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ] - Hallo sahabat Budidaya, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ] , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel ilmu pangan, Artikel mikrobiologi, Artikel pengawetan, Artikel teknik aseptik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ]
link : Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ]

Baca juga


Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ]

teknik aseptik mikrobiologi
Teknik aseptik merupakan salah satu keahlian dasar bagi mereka yang ingin menekuni teknologi pangan. Terutama dalam melakukan analisa mikrobiologi. Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril (John, 1990).
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian (Rachmawati, 2008).
Aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).
Tehnik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar penggunaan tehnik aseptik adalah adanya banyak partikel yang mengandung mikroorganisme yang mungkin dapat masuk ke dalam alat laborat atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan mikroba ini tidak diinginkan dan dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan. Penggunaan tehnik aseptik meminimalisir partikel yang digunakan terhadap agen pengontaminasi (Schlegel, 1994).
Ada beberapa aturan umum yang harus diperhatikan dalam tehnik aseptis, yaitu:
a.    Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran udara, misalnya tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang.
b.    Pastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak akan digunakan. Kotoran seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut ruang.
c.    Usap meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain sebelum digunakan. Di sebagian besar laboratorium umumnya menggunakan etanol 70% untuk membersihkannya. Sediakan etanol pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah selesai bekerja, sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.
d.   Semua peralatan yang digunakan harus steril. Sebaiknya semua peralatan yang telah disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang sepertinya telah disterilisai tapi masih ragu terhadap sterilitasnya maka sebaiknya jangan digunakan. Bungkus peralatan baik alat steril sekali pakai atau bukan.
e.    Atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir pergerakan tangan. Alat-alat yang biasanya digunakan dengan tangan kanan (jarum inokulum, filler, pipet dll.) letakkan disebelah kanan begitu juga sebaliknya (rak tabung, cawan petri, erlenmeyer dll.) terkecuali untuk tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja disediakan ruang lapang untuk bekerja.
f.     Membakar mulut atau bagian tepi dari suatu alat dapat membunuh mikroorganisme yang menempel.
g.    Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua bahan dan alat untuk prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja. Jangan sampai meninggalkan meja kerja untuk mengambil sesuatu yang terlupa atau tertinggal. Perhitungkan semua yang diperlukan beserta cadangannya.
h.  Pakai sarung tangan lateks dan ganti secara berkala. Sarung tangan membantu melindungi dari tumpahan biakan atau bahan kimia berbahaya. Tidak menggunakan sarung tangan dirasa tidak bermasalah jika materi dan bakteri yang diteliti dipastikan tidak berbahaya.

i.    Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan dengan desinfektan atau sabun bila tidak ada desinfektan. Cuci tangan dapat membilas mikroorganisme yang ada di tangan (Pradhika, 2009).


Rujukan:
John F. Anderson, et. al. 1990.  Infectious but Nonpathogenic Isolate of Borrelia burgdorferi. Journal of Clinical Microbiology. Vol. 28 (12). 2693-2699.
Oram, R.F. S., Paul. J. Hummer, Jr.2001. Biology Living System. Glencoe Division Mc Millan Company. Waterville.
Pradhika. 2009. Bekerja Tanpa Kontaminasi (Dasar Teknik Aseptis). http://ekmon-saurus.blogspot.com/2009/05/bekerja-tanpa-kontaminasi-dasar-tehnik.htmlDiakses pada tanggal 13 Oktober 2011
Rachmawati, 2008. Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengabdian. Vol. 1 (2). 23-24.
Schlegel, H.G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.


Oleh: Clara, dkk
Gambar: foodconsulting


Demikianlah Artikel Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ]

Sekianlah artikel Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ] dengan alamat link http://kebunbudidaya.blogspot.com/2016/07/cara-kerja-aseptis-dalam-analisa.html

0 Response to "Cara Kerja Aseptis dalam Analisa Mikrobiologi, [ KebunBudidaya ] "

Posting Komentar